Senin, 19 Maret 2012

Pemimpin Berwawasan Pluralitas

PERNAHKAH kita berpikir menjadi mercusuar? Mercusuar adalah alat yang tak henti-hentinya memancarkan cahaya. Dan akan terus memberikan peringatan akan adanya bahaya, serta terus memberikan petunjuk kearah keselamatan, kepada setiap kapal yang lewat, tanpa  tebang pilih dan tak kenal henti. Berkat keberadaanya, banyak kapal dan perahu yang terselamatkan dari waktu ke
waktu  dan dari masa ke masa. Semua itu dilakukan tanpa mengharapkan imbalan atau hanya sekedar ucapan terima kasih.
Demikianlan seorang pemimpin sejati, pemimpin yang diharapkan kehadiranya dan membimbing rakyat tanpa kenal lelah dengan  tidak membedakan kelompok dan golongan. Anak-anak muda memang dilahirkan untuk sebuah perubahan ke arah perbaikan itu, namun yang terpenting yang harus dipaami oleh anak-anak muda adalah bahwa perubahan ke arah perbaikan tidak akan terwujud dengan tidak  mengisolir dan menutup diri dari pergaulan sosial.

Tidak bisa disangkal, anak-anak muda calon pemimpin masa depan di tuntut untuk berinteraksi dan bergaul dengan siapa saja, dengan tidak mengenal sekat-sekat primordialisme ras, agama, suku dan budaya, agar dapat bersama-sama mewujudkan perubahan ke arah perbaikan. Anak-anak muda juga harus memahami bahwa kekayaan bangsa ini bukan hanya terletak pada melimpahnya sumber daya yang ada, tapi juga kekayaan bangsa ini yang mesti kita syukuri adalah terletak pada kebhinekaan kita sebagai bangsa Indonesia.

Perbedaan warna sosial bukan sesutu yang kemudian di benturkan, tapi ia adalah rahmat yang dikarunia Tuhan untuk Indonesia. Saling menghargai dan toleransi adalah sikap terpuji dalam menghargai pluralitas. Kita juga harus menyadari bahwa membangun bangsa dan daerah ini tidak bisa di lakukan oleh kelompok dan golongan tertentu, akan tetapi membangun bangsa dan daerah ini harus bersama-sama, bahu-membahu lintas golongan dan kelompok dengan tidak mengkotak-kotakkan warna sosial yang ada.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar