Kamis, 16 Februari 2012

Regenerasi Kepemimpinan

KITA harus rebut itu pemimpin, tentu dengan cara-cara yang elegan, legal dan konstitusional”.  Demikian celetus salah seorang teman dalam diskusi tentang kepemimpinan anak-anak muda beberapa waktu lalu di Labuan Bajo. Pernyataan spontan dari rekan diskusi itu, mengingatkan saya pada kata-kata bijak dari tokoh-tokoh ternama. Soekarno, Presiden RI misalnya “bawakan saya sepeluh anak-anak muda, niscaya saya akan menggunangkan dunia”. Hal senada juga pernah di ungkapkan Hasan Al-Banna,  tokoh sekaligus pendiri Gerakan Ikhwanul Muslimin di Mesir“ Pemuda adalah mata air peradaban yang mengalir dalam darah rakyat”. Ini juga pernah di sampaikan Umar Bin Khatab, Khalifah Khulafaurasydiin yang ke II, dalam sebuah ungkapannya yang sangat fenomenal “ Jika saya menemukan masalah-masalah yang besar, maka saya akan panggil anak-anak muda”.

Tapi pertanyaanya kemudian adalah, apakah generasi tua legowo dan dengan suka rela memberikan tongkat estafet kepemimpinan itu kepada anak-anak muda?.  Saya tidak pada posisi untuk menjawab pertanyaan diatas. Tapi sejauh pengamatan saya, kelihatannya generasi tua enggan untuk melepaskan posisi kepemimpinan kepada anak-anak muda. Alasan yang kerap mereka sampaikan adalah, anak-anak muda masih miskin pengalaman, masih labil dan masih emosional. Bagi anak-anak muda alasan tersebut tidak lebih dari upaya generasi tua untuk menteror anak-anak muda secara psikologis. Dalam hemat saya, akar persoalan yang sebenarnya adalah bukan pada  meragukan kemampuan anak-anak muda, tapi inti permasalahannya adalah tidak di berinya ruang yang luas bagi anak-anak muda untuk berkarya dan memimpin.

Anak-anak muda adalah harapan bangsa, harapan negara dan juga harapan agama. Setidaknya ada beberapa faktor kenapa kemudian harapan-harapan itu bertumpu pada anak-anak muda. Pertama, puncak idealisme intelektual ada pada usia anak-anak muda. Kedua, puncak kekuatan fisik ada pada anak-anak muda. Ketiga, jiwa patriotisme ada pada anak-anak muda.  Keempat, semangat yang menggelora juga ada pada anak-anak muda. Akumulasi dari idealisme intelektual, fisik yang kuat,  jiwa patriotisme dan semangat yang membara  ini, tentu akan melahirkan sebuah kekuatan yang  mega dahsyat bagi kepemimpinan anak-anak muda. Disinilah sebetulnya yang membedakan kepemimpinan anak-anak muda dengan generasi tua. Masihkah kita menaruh harapan kepada generasi tua yang sudah uzur kepemimpinanya ? Sementara stok kepemimpinan anak-anak muda masih banyak.   !!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar