HATI kita tentu miris akhir-akhir ini, melihat pemberitaan
media tentang korupsi yang di lakukan pejabat negara dan politisi negeri ini. Sementara
pada saat yang sama rakyat dalam kesusahan yang berkepanjangan. Bagaimana
tidak, orang yang diberi kepercayaan penuh untuk memimpin negeri ini justru
tirlibat dalam banyak kasus. Lingkaran kekuasaan menjadi sarang korupsi yang
cukup sulit untuk dibasmi.
Coba sedikit kita konversikan korupsi dengan biaya
hidup seseorang. Biaya hidup seseorang untuk satu bulan mislanya 1 juta rupiah,
berarti kalau satu tahun 12 juta rupiah.
Itu artinya bahwa jika mereka korupsi 12 juta, secara tidak langsung mereka
telah menghilangkan nyawa seorang anak bangsa. Lalu, bagaiman dengan korupsi
yang nominalnya ratusan, miliyaran dan terliunan rupiah?. Tentu ada jutaan
nyawa anak bangsa melayang.
Korupsi adalah kejahatan kemanusian yang luar biasa melebehi
terorisme, kejahatan korupsi semestinya di perlakukan sama dengan komploton
terorisme, karena korupsi pada hakekatnya adalah menghilangkan nyawa orang
secara tidak langsung (soft killer). Hukum
kita kelihatanya lemah dalam menangani korupsi, undang-undang masih memberikan
ruang yang luas bagi koruptor untuk melakukan korupsi. Harus ada kemauan yang
kuat dari penyelenggara negara untuk memberantas korupsi, mata rantai korupsi
harus segera di amputasi. Sebab hanya dengan potong generasi dalam hemat saya sedikit
tidak bisa memberantasnya.
Ketika banyak penguasa negeri ini terlibat dalam skandal
korupsi, maka anak-anak muda harus tampil dan menjadi garda terdepan dalam
upaya memberentas korupsi, sebab rakyat masih menaruh harapan di pudak anak-anak
muda. Anak-anak muda harus mampu memutus mata rantai korupsi dari diri mereke
sendera, keluraga, lingkungan pergaulan, tempat kerja dan lain-lain. Sebab,
Tuhan tidak akan merubah nasib suatu kaum, sebelum kaum itu mau merubah dirinya
sendiri.
tulisan ini juga bisa diakses di www.sumardi-siru.blogspot.co
tulisan ini juga bisa diakses di www.sumardi-siru.blogspot.co
Tidak ada komentar:
Posting Komentar