PRESIDEN Jerman Christian Wulff adalah orang yang patut diberikan apresiasi, atas
langkahnya yang gentelmen mengundurkan diri dari Jabatanya sebagai Presiden
lantaran diduga tersandung kasus gratifikasi saat ia menjabat sebagai Gubernur Lower
Saxony. Christian Wulff terus mendapat tekanan dari media dan penyelidik atas dugaan kasusnya, tanpa banyak berkelit,
tanpa banyak pembelaan pembenaran, sebelum statusnya menjadi tersangka, dan
sebelum ia memberikan kesaksian atas dugaan gratifikasi menimpanya, tanggal 17 Februari
2012, ia secara resmi mengundurkan diri dari jabatanya.
Kasus Christian
Wulff semestinya menjadi teladan dan
pelajaran berharga bagi semual level pemimpin di negeri ini yang disandera
banyak kasus. Mulai dari kasus Korupsi, penyalahgunaan jabatan, memperjualbelikan
hukum sampai pada kasus Asusila. Ada banyak pejabat di negeri ini yang sudah
ditetapkan sebagai tersangka, namun mereka tetap berkelit, mereka tetap tidak
mengakui kesalahan yang mereka lakukan. Dan yang memalukan mereka tampil wah didepan kamera dan tampil necis didepan Televisi seolah pahlawan
bangsa yang memperjuangkan kebenaran. Padahal, sebetulya merekalah yang membuat
martabat bangsa ini tergerus di mata dunia, merekalah yang membuat jutaan
rakyat Indonesia ditimpa kelaparan dan kesengsaraan yang berkepanjangan.
Christian
Wulff menyadari bahwa pemimpin adalah
amanah yang harus dipertanggung jawabkan tidak hanya kepada rakyat tetapi juga
kepada Tuhan. Ketika tidak mampu menjalankan amanah dengan baik, maka dengan
penuh kesdaran yang mendalam ia rela melepaskan jabatannya. Sehingga benar apa
yang di katakan Anis Matta bahwa Jabatan-jabatan besar kadang-kadang akan
meruntuhkan harga diri kita, wibawa dan kehormatan kita, manakala jabatan besar
itu tidak sepadan dengan kemampuan yang kita miliki
Tidak ada komentar:
Posting Komentar