MUSYAWARAH Daerah ke -2 Partai Keadilan Sejahtera sudah usai. Akan
tetapi, bagi PKS MUSDA bukanlah ajang untuk bermewah-mewah ataupun
berpesta pora. Dari MUSDA kita akan merencanakan dakwah kita untuk lima
tahun kedepan, mengevaluasi kerja-kerja apa yang sudah kita lakukan
sebelumnya. Sekaligus menetapkan target-target internal maupun eksternal
hingga tahun 2015. Rencana Staregeis kemudian kita sebut dengan Renstra
mempunyai arti penting bagi sebuah gerakan dakwah. Ia adalah harapan,
mimpi kita masa depan atau semacam bayangan hasil yang ingin kita capai
di masa mendatang. Tanpa renstra , para kader partai pada semua level
struktur akan bingung dan bertanta-tanya “kita hendak ke mana ?. Jadi,
dengan menetapkan renstra ini, kita memiliki arah yang jelas, semacam
kompas penunjuk arah terhadap sasaran yang hendak dicapai.
Setidaknya PKS Manggarai Barat, memiliki dua Renstra besar atau
cita-cita besar yang hendak di capai. Ia adalah cita-cita Dakwah dan
cita-cita Politik. Pertama cita-cita dakwah, PKS bukan sekedar partai
politik an sich. Akan tetapi, pada saat yang sama ia juga adalah partai
dakwah, di mana ruang lingkup gerakannya lebih luas dari sekedar partai
politik. Dakwah pada hakekatnya adalah mengajak manusia untuk berbuat
baik, serta berupaya semaksimal mungkin untuk mencegahnya dari perbuatan
tidak baik. Hasil dari dakwah itu diharapkan akan terbentuk keshalehan
individu dan pada gilirannya akan terbentuk keshalehan sosial. Atau ada
semacam perubahan dari kebaikan perseorangan menjadi kebaikan kolektif .
Namun demikian, untuk mewujudkan perubahan dimaksud, kita harus
memiliki kemauan yang kuat untuk mengekskusi dakwah itu dalam tindakan
nyata. Dan yang harus di pahami oleh semua kader PKS pada semua level
struktur adalah bahwa, bagi PKS berpolitik adalah dalam rangka menunjang
ibadah kita kepada Allah SWT. Dan dalam ibadah, yang paling penting
bukanlah hasil yang ingin di dapatkan, melainkan pada proses yang kita
jalani apakah sesuai dengan tuntunan Allah dan Rasul-Nya atau tidak.
Kedua adalah cita-cita politik. Amanat Muswil ke-2 PKS NTT, dan
diperkuat dengan rekomendasi politik PKS Manggarai Barat pada MUSDA
beberap waktu lalu, PKS Manggarai Barat harus mampu menghantarkan 3
kader terbaiknya untuk duduk di kursi legislatif pada pemilu 2014
mendatang. Cita-cita itu mungkin sedikit ambisius, atau mungkin saja ia
merupakan cita-cita yang teramat realistis. Terlalu ambisius karena
memang mesin partai selama ini, tidak dapat bekerja maksimal, ia hanya
bekerja menjelang suksesi pemilu dan pemilukada. Pemberdayaan struktrur
dan penguatan basis massa masih jauh dari ideal. Cita-cita itu juga bisa
di katakan realistis bahkan sangat teramat realistis, karena memang
jumlah wajib pilih muslim di Manggarai Barat hampir 22.000, dan idealnya
memang dari jumlah wajib pilih itu, umat Islam mampu menghantarkan 6
atau 7 kader terbaiknya untuk duduk di kursi DPRD. Persoalannya
kemudian adalah berapa jatah PKS dari jumlah kursi itu ?.
Untuk menunjang dua cita-cita besar di atas, setidaknya PKS Manggarai
Barat harus membangun organisasi dakwah yang kuat dan profesional
sebagai tulang punggung dakwah , dan juga membangun basis politik yang
luas dan merata sebagai kekuatan pendukung partai. Kalau dakwah bersifat
elitis-eksklusif maka basis poltik bersifat masif dan terbuka. Kalau
basis dakwah berorentasi pada kualitas maka basis politik berorentasi
pada kuantitas. Kalau dakwah dibentuk melalui rekrutmen kader yang
selektif, maka basis politik dibentuk melalui opini publik. Kalau kader
dakwah di bentuk melalui tarbiyah dan proses pengkaderan yang matang
maka basis politik di bentuk melalui media massa dan tokoh publik.
Begitulah menciptkan sinergi antara dakwah dan politik, antara kualitas
dan kuantitas. Keduanya mempunyai peran yang sama-sama strategis
Dan oleh karenanya, indikator keberhasilan dari dua cita-cita besar itu
antara lain adalah, adanya transformasi diri dan transformasi
struktural dari kader partai atau adanya perubahan cara pandang yang
benar dalam memandang PKS serta mampu menata organisasinya secara
profesional. Di samping itu, indikator keberhasilannya juga dapat di
lihat sejauh mana proses kaderisasinya sehingga terbentuk beberapa
binaan dan kelompok haloqah sehingga dapat melahirkan kader-kader yang
tidak hanya menambah secara kuantitas, tapi juga terciptanya kader yang
memiliki kualitas yang handal. Di samping itu, indikator keberhasilannya
adalah terbentuk 75 % struktur DPC dan terbentuknya 75 % struktur DPRa
pada basis-basis muslim. Dan yang lebih jauh dari itu adalah, PKS
mampu menghantarkan tiga kader terbaiknya untuk duduk di kursi
legislatif pada pemilu 2014 mendatang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar