SEMUA orang, apapun latar belakangnya, pekerjaannya, disiplin ilmu yang
digelutinya dapat menjadi pemimpin. Namun begitu jadi pemimpin, ia harus
bisa beradaptasi dengan tuntutan tugas barunya. Tantangan ketua PKS
Mangarai Barat yang paling utama adalah ia harus berpikir, berbicara dan
bertindak menjadi seorang ketua PKS Manggarai Barat. Bukan lagi ia
berpikir, berbicara dan bertindak layaknya anak ingusan yang masih
belia. Menjadi pemimpin pada usia yang relatif muda memang memiliki
kendala psikologis yang teramat berat. Ia tidak hanya di hadapkan
dengan teman seusia dan sebaya dalam perjuanganya. Tapi ia juga
dihadapkan dengan mereka yang memiliki wawasan pengetahuan yang luas ,
memiliki pengalaman empiris yang amat mendalam.
Tapi tidak kemudian ia terlarut jauh dalam hambatan psikologis itu. Ia
harus memiliki tekad untuk melakukan akselerasi pembelajaran dalam
segala hal. Termasuk dalam keberanian untuk mengambil keputusan. Kaliber
seorang pemimpin dapat di ukur dari kemampuannya dalam mengambil
keputusan. Keberanian seorang pemimpin dapat diukur dari resiko yang
diambilnya. Kalau resikonya kecil, maka keputusannya biasa-biasa saja.
Tapi, kalau resikonya besar, baru keputusan itu dianggap berani.
Pemimpin yang tidak pernah mengambil resiko dalam setiap keputusan tidak
akan mencapai prestasi besar.
Menjadi tua itu pasti. Tapi, menjadi dewasa itu mungkin pilihan. Menjadi
pemimpin pada usia belia, membuatnya untuk terus belajar menjadi orang
dewasa, yang bijaksana dalam setiap tindakan, dan tepat sasaran dalam
setiap keputusan. Dan sebetulnya, disinilah kepemimpinan muda akan
teruji, akankah mereka mampu mengejewantahkan idealisme intelektualnya
untuk kemudian menyapa realitas masyatakat ?. Konsep, gagasan, dan ide
anak-anak muda di sini akan teruji. Akankah mereka mampu memberikan
kekuatan pada alam pikiran untuk kemudian merubahnya menjadi tindakan
nyata ?. Hanya waktu yang akan menjawab.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar